PUSTAKAWAN WANITA, IBU MILENIAL BANGSA

Maniso Mustar

Pustakawan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan

Universitas Gadjah Mada

ariemaniso1205@ugm.ac.id

 

“Seperti udara kasih yang engkau berikan. Tak mampu ku membalas ibu ibu”. Adalah ungkapan penyanyi tersohor Iwan Fals dalam lagu yang sangat melegenda. Nyanyian yang selalu menggetarkan jiwa setiap pendengarnya yang tak jarang membuat menetesnya butiran air mata. Ungkapan tulus seorang anak atas jasa, kasih sayang dan doa-doa yang telah diberikan secara tulus oleh seorang ibu kepada putra-putrinya.

Berbicara tentang ibu menjadi topik yang menarik mengingat jasa para ibu di dunia ini. Betapa tidak? Ibu adalah pahlawan yang telah rela berjuang, mengandung, melahirkan dan membesarkan anak-anaknya hingga dewasa. Mengurus segala urusan keluarga di setiap harinya, namun masih bisa  melakukan karir sesuai passion di bidangnya. Mereka berperan ganda. Tak hanya pekerjaan rumah diselesaikan, tetapi masih harus bekerja sebagai bentuk implementasi dan penerapan ilmu yang pernah didapatkan. Profesi merekapun beragam dari pustakawan hingga Presiden. Dan semua dikerjakan secara profesional sesuai keahlian dalam bidangnya.

Pustakawan Wanita

Menurut Undang-undang Republik Indonesia no 43 tahun 2007, Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Pustakawan harus memiliki kompetensi khusus yang tidak dimiliki oleh profesi lain. Profesi ini boleh disandang siapapun yang memiliki kompetensi bidang kepustakawanan. Tidak hanya pria, kaum ibu pun boleh berperan dalam profesi ini. Apakah mereka mampu menjalankan tupoksi dengan baik? Apakah mereka bisa membagi waktu antara seabreg pekerjaan rumah dengan profesi mereka sebagai pustakawan? Semua pasti akan berfikir remeh dan seolah menyepelekan kehebatan mereka dalam profesi ini. Ternyata mereka sangat mampu dan tidak sedikit yang menyabet prestasi luar biasa dalam melakukan pekerjaan.

Contoh kecilnya adalah kaum ibu dari UGM yang berhasil menjalankan profesi pustakawan secara prestisius. Beliau adalah seorang ibu yang dengan bijak mengurus kebutuhan rumah tangganya, tetapi di sisi lain dapat berdiri dengan gagah dalam menjalankan tugas kepustakawanan. Pustakawan wanita ini di tahun 2017 dapat meraih penghargaan secara maraton dalam waktu yang singkat, mulai dari Terbaik I Pustakawan UGM, sampai Juara I Pustakawan Berprestasi Nasional versi Perpusnas RI secara berurutan. Beliau adalah contoh nyata dari eksistensi pustakawan kaum ibu di era milenial.

Ibu Milenial Bangsa

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis,   karya   cetak,   dan/atau   karya   rekam   secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan     pendidikan,     penelitian,     pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka (UU RI no 43 tahun 2007). Berdasarkan undang-undang tersebut tertera secara jelas arti, definisi dan fungsinya untuk dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat. Di sinilah roda kerja pustakawan dijalankan untuk melaksanakan tanggung jawab dalam pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Semua pustakawan harus berperan sesuai tupoksinya. Termasuk kaum ibu pun akan melaksanakan hal yang sama dengan segala tantangan teknologi dan perubahan zaman.

Di era milenial yang biasa disebut zaman now, tugas pustakawan semakin kompleks dan menantang. Apalagi untuk pustakawan kaum ibu yang sudah meiliki banyak pekerjaan dalam rumah tangganya. Apakah pustakawan wanita mampu menghadapinya? Sanggupkah mereka mengimbangi perubahan iklim informasi era digital yang melanda secepat gelombang sunami yang berkekuatan sangat dahsyat. Ternyata tak sedikit mereka yang dapat mengikuti dan menjalankan perubahan sesuai kemampuan mereka.  Inilah  transformasi teknologi digital yang dilakukan ibu milenial untuk bangsa.

Pustakawan kaum ibu tetap bisa menjawab perubahan yang merupakan kebutuhan manusia modern, di mana hampir semua aspek kehidupan ditunjang dengan perkembangan teknologi digital yang mengutamakan profesionalisme, kecepatan, ketepatan. Mereka  menganulir perubahan ini sangat penting dan harus diikuti secara terus menerus untuk menunjang kebutuhan masyarakat, terutama dalam dunia kepustakawanan. Perkembangan ICT seperti teknologi 4G LTE, perkembangan komunikasi super canggih dalam berbagai fitur pun mereka pelajari untuk menunjang kebutuhan pemustaka era milenial. Itulah pustakawan wanita, ibu milenial yang selalu mengasihi anak-anak bangsa. Selamat hari ibu. Kasihmu tak terhingga sepanjang masa.